
Salah satu situs Islam terdepan di dunia arab, Islamonline, memberitakan dahsyatnya dakwah sang striker. Abu Treka, demikian panggilan akrab beliau. Setiap berhasil menyarangkan bola di gawang lawan, ia mengekspresikan rasa syukurnya dengan sujud. Tanpa sungkan ia berlari gembira ke tepi lapangan dan bersujud di sana. Hal yang sama diikuti oleh rekan timnya yang lain. Sungguh pemandangan yang mengharukan.

Seorang Mufti Kongo bernama Syeikh Abdullah Mangala Luaba bertutur tentang dakwah sang kapten dari pertandingan itu. Mufti ini mengatakan bahwa sujud yang dilakukan Abu Treka dan timnya setelah mencetak gol, sungguh menarik perhatian para penonton di negerinya. "Kekaguman itu telihat setelah pertandingan usai, kami didatangi oleh para penonton yang menanyakan sebab Timnas Mesir bersujud seperti itu," cerita Syeikh Abdullah. Beliau kemudian menjawab pertanyaan mereka, "Itu dalam Islam disebut sujud syukur, ekspresi kegembiraan akan nikmat yang telah Allah berikan kepada tim mereka melalui gol. Demikianlah Islam mengajarkan kepada umatnya, untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang didapat," jelas Syeikh Abdullah.
Bermula dari rasa penasaran ini, kemudian mereka semakin bersemangat ingin tahu lebih jauh lagi tentang Islam. Maka, suporter Timnas Kongo pun semakin banyak bertanya kepada Syeikh Abdullah tentang apa itu Islam dan kewajiban-kewajiban yang ada di dalamnya. Pintu hidayah pun terbuka. Setelah merasa mantap, mereka kemudian berbondong-bondong mendatangi Syeikh dan mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimbingan beliau.
Sang Striker

Dalam pertandingan lainnya, ketika terjadinya pemboikotan Israel atas muslim di Gaza, Abu Treka juga menunjukkan simpatinya. Kali ini kaos dalam yang ia kenakan bertuliskan "Ta'athufan ma'a Gazza, Sympathize with Gaza". Yang berujung dengan penghapusan foto ekspresi Abu Treka saat itu dari situs Google karena dianggap kental akan kepentingan politik.
Yang menarik sekaligus membuat haru, adalah ketika Piala Afrika diadakan di Mesir bulan Februari, tahun 2006 lalu. Saat itu Timnas Mesir menjadi juara. Setelah sukses mengatasi Pantai Gading melalui drama adu penalti dengan skore 4-2 dan menerima piala dari Presiden Husni Mubarak, Timnas Mesir yang dipimpin Abu Treka itu menuruni podium dan kembali ke lapangan hijau. Kemudian, mereka membentuk shaf dan melakukan sujud syukur bersama. Subhanallah! Mungkin itu untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah persepakbolaan. Sebuah ekspresi kemenangan yang luar biasa, dan hebatnya itu hanya ada di Mesir.
Kiriman dari Muhammad Syarief, Mahasiswa Pascasarjana AOU, Kairo.
2 komentar:
Subhanallah ... tidak hanya sekadar menyuruh ya, tapi meneladani ^_^
Itulah namanya dawah dengan perbuatan. Lebih mengena daripada dawah lisan hehehe ....
Posting Komentar