Selamat Datang di Dunia Long Life Learning Program

Mendidik anak, bukanlah hal yang mudah. Agar mendidik menjadi hal yang menyenangkan dan efektif, kita harus tahu tekniknya. Nah, salah satunya dengan multimetode dan multimedia. Kami hadir untuk memudahkan orangtua dalam mendidik anak dengan media-media pendidikan yang insya Allah berkualitas.
Berikut produk-produk kami:
I Love My Al-Quran
Ensiklopedia Bocah Muslim
Halo Balita
Nabiku Idolaku
Cerita Binatang 2 Bahasa Berima ILMA

Tampilkan postingan dengan label spirit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label spirit. Tampilkan semua postingan

06 Januari 2009

One Man One Dollar Untuk Palestina


Pada hari Ahad, 4 Januari 2009, ribuan kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera se-Jawa Barat menggelar aksi solidaritas untuk Palestina. Mereka memulai aksi dengan longmarch dari jalan Dipati Ukur-Juanda-Merdeka-Tamblong-dan berakhir di jalan Asia Afrika. Sepanjang jalan, massa meneriakkan yel-yel dukungan untuk Palestina dan menghujat Israel dengan sebutan "Zionis najis". Di depan Bandung Indah Plaza, massa menggelar orasi dan membuat gelombang takbir. Panas dan teriknya cuaca saat itu tak menyurutkan langkah mereka untuk terus berjalan melanjutkan aksi. Bagi mereka, cuaca panas tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kondisi di Jalur Gaza yang dihujani dengan bom dan tembakan. Tak sedikit ibu-ibu hamil dan para ibu yang menggendong anaknya ikut dalam aksi tersebut. Sampai di Gedung Merdeka, jl. Asia Afrika, massa kembali menggelar orasi dan aksi teatrikal. Dalam kegiatan aksi ini pun mereka menggalang dana untuk solidaritas Palestina yang akan disalurkan melalui Komite Pembebasan Untuk Rakyat Palestina.

30 Desember 2008

Untukmu Palestina


Palestina kembali terluka. Serangan Israel dalam beberapa hari ini membuat Palestina porak poranda dan banyak jatuh korban. Negeri Muslim pun kembali berduka. Sepertinya,Israel tak pernah berhenti menjajah Palestina. Ironisnya, Negara-negara Arab hanya mampu mengecam tanpa bisa beraksi nyata. Sampai kapan rakyat Palestina yang tidak berdosa menjadi korban kebiadaban Israel? Ayo bangkit, umat Islam!

Palestina Tercinta (Shautul Harokah)

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestinamu
Ya Alloh, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadamu

23 Desember 2008

80 Tahun Kebangkitan Perempuan Indonesia

Pada hari sabtu, 20 Desember 2008 lalu, saya menghadiri acara Penganugerahan 8 Inspiring Women Award di Wisma PKK, Soekarno Hatta, Bandung. Acara yang digelar dalam rangka memaknai hari ibu tersebut sangat menginspirasi saya. Para ibu yang meraih inspiring women award memang ibu-ibu luar biasa yang layak disebut supermom. Kiprah mereka di masyarakat tak diragukan lagi. Apatah lagi dalam keluarga. Dalam kesempatan itu hadir pula ibu gubernur, Ibu Netty Prasetyani Ahmad Heryawan. Ibu Netty menyampaikan pidatonya yang sungguh inspiratif. Dalam pidatonya, Bu Netty menyampaikan bahwa kita sebagai seorang wanita harus mandiri, dalam arti tidak bergantung kepada suami, saudara laki-laki, ataupun ayah. Beliau mencontohkan Sipon Wiji Tukul, istri Wiji Tukul, penyair kritis yang hilang pada masa orde baru lalu. Setelah suaminya dinyatakan hilang tak tahu rimbanya, Sipon mau tak mau harus berjuang sendiri menghidupi anak-anaknya. Hingga akhirnya, berbekal keahlian menjahit yang didapatnya, Sipon mencoba menghidupi keluarganya dengan menerima jahitan dari orang-orang. Begitulah ... sebagai seorang wanita ternyata kita pun harus mempunyai keahlian, jangan sampai kita hanya bergantung pada suami atau orangtua kita.
Inilah 8 orang wanita yang mendapat anugerah Inspiring Women Award yaitu Ibu Dipl. Ing. Hj. Diah Nurwitasari sebagai inspirator di bidang politik, Dra. Hj. Endang Yuli Purwati di bidang pendidikan, Dra. Hj. Haeriah Usman Bsc., S.St, M. Mkes di bidang sosial kemasyarakatan, dr. Hj. Alma Lucyati, M.Kes, M.Si. MH. Kes di bidang kesehatan, Ibu May Juariyah di bidang ekonomi, Ibu Sri Agustini Joekanan di bidang pemberdayaan orang cacat, Ibu Tien Harjono di bidang lingkungan, dan Dra. Hj. Tuti Rusilawati, M.M. di bidang pemerintahan.
Membaca biodata dan kiprah mereka di masyarakat, tak pelak lagi .... Mereka memang layak mendapat penghargaan dan mereka memang wanita-wanita inspirator. Bangkitlah perempuan Indonesia! Harapan itu masih ada!

05 Desember 2008

Jack Ellis, Walikota AS Masuk Islam


eramuslim.com.
Ketika Jack Ellis menyatakan masuk Islam pada bulan Desember 2007, pemberitaannya menghiasi berbagai media massa AS dan sejumlah media massa internasional. Tak heran jika keputusannya masuk Islam menjadi buah bibir, karena pada saat itu Ellis masih menjabat sebagai walikota Macon, negara bagian Georgia, AS.
Ellis yang semula menganut agama Kristen, hijrah menjadi seorang Muslim setelah bertahun-tahun mempelajari al-Quran. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara kecil di Senegal, Afrika Barat. Setelah masuk Islam, Ellis mengurus status hukum perubahan namanya dari Jack Ellis menjadi Hakim Mansour Ellis. Ia tetap menggunakan nama keluarganya atas permintaan kedua puterinya.
Ellis pertama kali terpilih sebagai walikota Macon pada 14 Desemberr 1999 sampai tahun 2003. Ia kemudian terpilih kembali menjadi walikota Macon dan menjabat sampai bulan Desember tahun 2007. Ellis adalah warga kulit hitam pertama yang terpilih sebagai walikota Macon sepanjang 176 tahun sejarah kota itu.
"Saya kembali ke akar saya setelah bertahun-tahun melakukan perenungan," kata Ellis saat ditanya mengapa ia memilih pindah ke agama Islam.
Ia melanjutkan, "Mengapa seseorang menganut Kristen? Anda melakukannya karena Anda merasa melakukan hal yang benar ... Buat saya, hal itu bukan persoalan besar. Tapi orang banyak ingin tahu apa yang Anda yakini."
Ellis mengatakan, ia mempelajari al-Quran selama bertahun-tahun dan ia merasa menemukan tujuan hidupnya dalam Islam saat ia berkunjung ke Senegal, Afrika Barat. Menurut Ellis, nenek-nenek moyangnya sudah memeluk agama Islam sebelum mereka dibawa ke Amerika Utara sebagai budak.
Setelah menjadi seorang Muslim, ayah dari lima anak itu mulai membiasakan diri untuk menunaikan salat lima waktu dan secara rutin berkunjung ke Islamic Center di Bloomfield Road. Ellis mengaku bangga dengan kebebasan beragama di AS.
"Kami meyakini Rasulullah Muhammad saw sebagai Nabi terakhir, seperti kami meyakini Musa sebagai seorang Nabi," ujar Ellis.
Hakim Mansour Ellis lahir tanggal 6 Januari 1946 di Macon. Ia mengantongi gelar sarjana di bidang seni dari St. Leo College di Florida. Ellis pernah bertugas di dinas kemiliteran AS selama dua tahun dan ikut dikirim ke Perang Vietnam dalam Divisi ke-101 Angkatan Udara AS dengan pangkat Sersan. Atas jasa-jasanya di kemiliteran, Ellis mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain tiga penghargaan Bronze Star dan penghargaan Purple Heart.
Ellis mengaku merasa jiwanya merasa tentram dan damai setelah masuk Islam. Ellis juga merasa tidak perlu menyembunyikan keislamannya dari publik yang telah memilihnya sebagai walikota Macon, walaupun keputusan memeluk Islam adalah keputusan yang sangat pribadi sifatnya,
"Ini adalah keputusan yang sangat personal, tapi saya juga memahami bahwa saya seorang publik figur. Sebagai walikota, saya pikir masyarakat berhak tahu apa yang saya yakin, dan sebagai orang yang beriman dan iman yang yakini sekarang adalan Islam," jelas Ellis.
Selama menjabat sebagai walikota Macon, Ellis dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kota itu. Ia menggunakan bantuan dari negara bagian dan Federal untuk membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, membuat program pengarahan, penyuluhan, program usai sekolah dan program untuk mengurangi jumlah kriminalitas di kota itu.
"Saya tetap berbagi dengan keluarga besar saya, komunitas Macon yang mendukung saya ketika saya masih menjadi seorang Kristiani dan masih mempercayai saya hingga kini. Saya masih orang yang sama meski saya mengganti nama saya," tukas Ellis.

27 November 2008

Striker Mesir, Berdakwah di Lapangan Hijau

Siapa bilang hanya seorang yang berprofesi ustadz yang mampu berdakwah. Di Mesir, seorang striker bola papan atas pun bisa berdakwah melalui lapangan hijaunya. Nama pemain ujung tombak timnas negeri Musa itu adalah Muhammad Abu Treka. Berulangkali ekspresi kegembiraannya setelah mencetak gol menyedot perhatian publik, dan hebatnya keunikan ini hanya datang dari Timnas Mesir.

Salah satu situs Islam terdepan di dunia arab, Islamonline, memberitakan dahsyatnya dakwah sang striker. Abu Treka, demikian panggilan akrab beliau. Setiap berhasil menyarangkan bola di gawang lawan, ia mengekspresikan rasa syukurnya dengan sujud. Tanpa sungkan ia berlari gembira ke tepi lapangan dan bersujud di sana. Hal yang sama diikuti oleh rekan timnya yang lain. Sungguh pemandangan yang mengharukan.

Terlepas dari diterima atau tidaknya sujud syukur sang kapten, karena celana bola yang ia kenakan tak sampai menutup lutut, namun paling tidak, ia mampu memikat para penonton khususnya mereka yang non-Muslim. Seperti pertandingan putaran pertama seleksi piala dunia 2010, yang mempertemukan Mesir dan Kongo pada 7 September lalu. Abu Treka kembali sukses mencetak gol, dan seperti biasa, ia wujudkan rasa syukur itu dengan sujud. Warga Kongo yang menjadi tuan rumah pada pertandingan itu terdiam dan bingung, apa yang sedang dilakukan si mesin gol dari Timnas Mesir itu?

Seorang Mufti Kongo bernama Syeikh Abdullah Mangala Luaba bertutur tentang dakwah sang kapten dari pertandingan itu. Mufti ini mengatakan bahwa sujud yang dilakukan Abu Treka dan timnya setelah mencetak gol, sungguh menarik perhatian para penonton di negerinya. "Kekaguman itu telihat setelah pertandingan usai, kami didatangi oleh para penonton yang menanyakan sebab Timnas Mesir bersujud seperti itu," cerita Syeikh Abdullah. Beliau kemudian menjawab pertanyaan mereka, "Itu dalam Islam disebut sujud syukur, ekspresi kegembiraan akan nikmat yang telah Allah berikan kepada tim mereka melalui gol. Demikianlah Islam mengajarkan kepada umatnya, untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang didapat," jelas Syeikh Abdullah.

Bermula dari rasa penasaran ini, kemudian mereka semakin bersemangat ingin tahu lebih jauh lagi tentang Islam. Maka, suporter Timnas Kongo pun semakin banyak bertanya kepada Syeikh Abdullah tentang apa itu Islam dan kewajiban-kewajiban yang ada di dalamnya. Pintu hidayah pun terbuka. Setelah merasa mantap, mereka kemudian berbondong-bondong mendatangi Syeikh dan mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimbingan beliau.

Sang Striker

Tak seorang pun menyangka, apa yang dilakukan Abu Treka telah menjadi pintu hidayah bagi para penikmat bola. Kapten sekaligus mesin gol Timnas Mesir bukan saja membuat kagum penonton yang memenuhi stadion nasional Kinshasa di Kongo kala itu. Dalam pertandingan sebelumnya, ketika koran Denmark menerbitkan karikatur nabi, selepas mencetak gol Abu Treka melakukan hal yang cukup unik. Ia berlari kegirangan sembari memperlihatkan kaos dalam yang ia kenakan. Kaos itu bertuliskan "nahnu fidaka ya Rasulallah" yang artinya, "Kami siap berkorban untukmu ya Rasulallah".

Dalam pertandingan lainnya, ketika terjadinya pemboikotan Israel atas muslim di Gaza, Abu Treka juga menunjukkan simpatinya. Kali ini kaos dalam yang ia kenakan bertuliskan "Ta'athufan ma'a Gazza, Sympathize with Gaza". Yang berujung dengan penghapusan foto ekspresi Abu Treka saat itu dari situs Google karena dianggap kental akan kepentingan politik.

Yang menarik sekaligus membuat haru, adalah ketika Piala Afrika diadakan di Mesir bulan Februari, tahun 2006 lalu. Saat itu Timnas Mesir menjadi juara. Setelah sukses mengatasi Pantai Gading melalui drama adu penalti dengan skore 4-2 dan menerima piala dari Presiden Husni Mubarak, Timnas Mesir yang dipimpin Abu Treka itu menuruni podium dan kembali ke lapangan hijau. Kemudian, mereka membentuk shaf dan melakukan sujud syukur bersama. Subhanallah! Mungkin itu untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah persepakbolaan. Sebuah ekspresi kemenangan yang luar biasa, dan hebatnya itu hanya ada di Mesir.

Kiriman dari Muhammad Syarief, Mahasiswa Pascasarjana AOU, Kairo.

20 Oktober 2008

"Ibu, I Miss You So Much"



Jamil Azzaini - Kubik Leadership

Jakarta,
Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula.
Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kita pun akan
mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan
sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003, isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di
Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang
diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu
pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli
kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata,
"Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Sayapun
menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya
membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya"
Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil."
"Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu dengan mantap
menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik." "Haahh 12 juta
rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok? Dokter itu menjawab,
"Sehari tiga kali suntik pak Jamil".

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh
enam juta, dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan
suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari
penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar
penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil kami sudah berusaha
semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan
penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat
hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah
kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya,
pak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU.
Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku
mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa
setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti
bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya
Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji
aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras,
tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha
Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan
Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku.
Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau
mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian
puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin
papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per
bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp.
125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya
gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu." Setelah menarik nafas panjang, saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya, "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapan pun ibu ingat, Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu.. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak
kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil, kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45, saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun. Setelah ini, kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan
membalas semua kebaikan dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

15 Oktober 2008

Kisah yang Mungkin Nyata


Seperti biasa, sehabis pulang kantor dan tiba di rumah, saya langsung duduk bersantai sambil melepas penat. Sepertinya saya sangat enggan untuk membersihkan diri dan langsung shalat. Sementara itu, anak-anak & istri sedang berkumpul di ruang tengah. Dalam kelelahan tadi, saya disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi-sepoi yang menghembus tepat di muka saya.

Selang beberapa lama, seseorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat di tangannya tiba-tiba sudah berdiri di depanku. Saya sangat kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba itu. Sebelum sempat bertanya siapa dia...tiba-tiba saya merasa dada saya sesak... sulit untuk bernafas.... namun saya berusaha untuk tetap menghirup udara sebisanya.

Yang saya rasakan waktu itu ada sesuatu yang berjalan pelan2 dari dadaku... terus berjalan ke kerongkonganku. Sakitttttt ... sakit ... rasanya. Keluar airmataku menahan rasa sakitnya. Oh Tuhan! Ada apa dengan diriku???

Dalam kondisi yang masih sulit bernafas tadi, benda tadi terus memaksa untuk keluar dari tubuhku... kkhh.... khhhh... kerongkonganku berbunyi. Sakit rasanya, amat teramat sakit Seolah tak mampu aku menahan benda tadi... Badanku gemetar... peluh mengucur deras.... mataku terbelalak... air mataku seolah tak berhenti. Tangan & kakiku kejang-kejang sedetik setelah benda itu meninggalkan aku. Aku melihat benda tadi dibawa oleh orang misterius itu...pergi. ..berlalu begitu saja....hilang dari pandangan.

Namun setelah itu ... aku merasa jauh lebih ringan, sehat, segar,cerah... tidak seperti biasanya. Aku heran... istri & anak-anakku yang sedari tadi ada di ruang tengah, tiba-tiba terkejut berhamburan ke arahku. Di situ aku melihat ada seseorang yang terbujur kaku tepat di bawah sofa yang kududuki tadi. Badannya dingin kulitnyamembiru. Siapa dia???? Mengapa anak-anak & istriku memeluknya sambil menangis.... Mereka menjerit...histeris ...terlebih istriku seolah tak mau melepaskan orang yang terbujur tadi... Siapa dia?????

Betapa terkejutnya aku ketika wajahnya dibalikkan... dia...dia...dia mirip dengan aku.... Ada apa ini Tuhan...???? Aku mencoba menarik tangan istriku tapi tak mampu..... Aku mencoba merangkul anak-anakku tapi tak bisa. Aku coba jelaskan kalau itu bukan aku. Aku coba jelaskan kalau aku ada di sini.. Aku mulai berteriak...tapi mereka seolah tak mendengarkan aku. Seolah mereka tak melihatku...

Dan mereka terus-menerus menangis.... aku sadar...aku sadar bahwa orang misterius tadi telah membawa rohku. Aku telah mati...aku telah mati.Aku telah meninggalkan mereka ...tak kuasa aku menangis.... berteriak. Aku tak kuat melihat mereka menangisi mayatku. Aku sangat sedih... selama hidupku belum banyak yang kulakukan untuk membahagiakan mereka. Belum banyak yang bisa kulakukan untuk membimbing mereka. Tapi waktuku telah habis.... Masaku telah terlewati.... Aku sudah tutupusia ketika aku terduduk di sofa setelah lelah seharian bekerja.

Sungguh bila aku tahu aku akan mati, aku akan membagi waktu kapan harus
bekerja, beribadah, untuk keluarga, dll. Aku menyesal aku terlambat menyadarinya. Aku mati dalam keadaan belum ibadah. Ohh Tuhan, JIKA kau ijinkan keadaanku masih hidup dan masih bisa membaca tulisan ini sungguh aku amat sangat bahagia. Karena aku MASIH mempunyai waktu untuk bersimpuh, mengakui segala dosa & berbuat kebaikan sehingga bila maut
menjemputku kelak aku telah berada pada keadaan yang lebih siap. (milis parenting indonesia)

06 Oktober 2008

Salah Kaprah …

by: Hidayat Nurwahid

Umat Islam Indonesia adalah umat yang suka bersilaturahmi. Saling berkunjung, saling menyapa, dan saling berkomunikasi. Tetapi, mengapa tetap saja selalu menghadirkan kebencian, kedengkian, dan konflik, padahal silaturahmi terus dijalin banyak pihak?

Kalau boleh dikatakan penyakit, penyakit itu adalah seringkali kita keliru menggunakan istilah kata. Kita keliru menggunakan istilah silaturahmi. Padahal, yang betul adalah silaturahim.

Lantas, apa bedanya silaturahmi dengan silaturahim? Padahal, susunan hurufnya sama saja. Ya, memang perbedaannya ada pada akhiran yang ada pada huruf mim.

Pada dasarnya, silaturahmi berasal dari dua kata, “silah” dan “rahmi”. Silah artinya menyambungkan. Sedang rahmi artinya rasa nyeri yang diderita para ibu ketika melahirkan. Hal ini tentu sangat berbeda rahim yakni menyambung rasa kasih sayang dan pengertian.

Itu sebabnya, kebencian, kedengkian, dan konflik masih saja ada meski silaturahmi terus terjalin. Sebab, yang kita sambung adalah rasa nyeri para ibu kita ketika melahirkan tadi.

Ungkapan lain yang seringkali kita gunakan, dan ternyata salah adalah membatalkan puasa. Seringkali pada saat-saat menjelang maghrib dan akhirnya azan berkumandang, pada saat yang sama kita sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang harus selesai. Pada saat itulah salah seorang dari kita mengatakan, "mari kita batalkan puasa kita, ayo batalkan puasanya dulu".

Padahal, kalau ungkapan itu benar-benar diniatkan untuk membatalkan puasa, maka batal benar puasa kita. Batal dalam perspektif tidak ada ganjaran pahala sama sekali terhadap puasa kita itu. Padahal, kita telah menahan lapar, haus, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Lalu tiba-tiba ibadah kita itu batal hanya karena niat mem-”batal”-kan puasa kita.

Sebagai ummat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, sudah sepantasnya kita mencontoh beliau. Sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah hadist, istilah berbuka puasa yang tepat adalah mempercepat buka puasa serta mengakhirkan sahur dan bukan membatalkan puasa. Mempercepat dalam artian segera berbuka puasa jika sudah waktunya berbuka, bukan menyegerakan untuk berbuka belum pada waktunya berbuka.

Demikan, semoga sedikit tulisan ini benar-benar merupakan harapan kita untuk perbaikan untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga tidak ada yang salah kaprah lagi tentang kosakata yang menghadirkan ketidaknyamanan dalam keseharian kita. Apalagi, jika berkaitan dengan ibadah.

Wassalam.
www.hidayatnurwahid.blogdetik.com

Selamat hari raya Idul Fitri 1429 H



Sahabat-sahabat, tak terasa Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita, menghadirkan kenangan tersendiri yang selalu kita rindukan. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan itu telah pergi. Kita tidak pernah tahu apakah kita bisa bertemu kembali dengan Ramadhan tahun depan?

Seiring dengan perginya bulan Ramadhan dan hadirnya Idul Fitri, saya dan keluarga mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum .... Semoga Allah Swt. menerima amal ibadah kita. Mudah-mudahan bekal kita di bulan Ramadhan kemarin bisa menjadi pemicu langkah kita menapaki sebelas bulan berikutnya. amin ...

06 Agustus 2008

Peranan Muslimah dalam Pemenangan Dawah


Oleh : Yani S. Supriadi


Keterlibatan muslimah dalam gerakan dawah merupakan sesuatu yang tidak dapat dinafikan lagi. Sebuah contoh yang dibuktikan oleh muslimah terdahulu seperti Khadijah binti Khuwailid sebagai muslimah pertama yang menyambut seruan iman dan Islam, Aisyah binti Abu Bakar yang menjadi gudang ilmu dan pusat sumber maklumat, Nusaibah binti Ka'ab yang mati-matian berjuang di medan Uhud, dan Sumayyah sebagai orang yang pertama mendapat gelar syahidah adalah bukti yang jelas bahwa peranan muslimah jauh lebih luas dari sekadar beroperasi di dalam rumah.


Sifat Islam sebagai agama fitrah yang datang untuk menjadi panduan kepada manusia baik laki-laki maupun perempuan merupakan satu bukti yang nyata bahwa tanggung jawab sebagai khalifah Allah di muka bumi ini dipikul bersama oleh muslim dan muslimah. Merupakan sebuah nikmat dan anugerah terindah ketika Allah menakdirkan kita sebagai salah satu dari wanita. Nikmat itu menjadi sempurna manakala kita menjadi wanita salehah yang bergabung dengan dawah ini untuk mencetak sejarah, menjadi inspirasi bagi pencetak sejarah, atau melahirkan generasi pencetak sejarah.


Alhamdulillah, perjalanan dawah dari tahun ke tahun menunjukkan kemajuan yang pesat. Ketika kita memasuki mihwar muassasi (era politik), dibutuhkan muslimah yang bisa bermain cantik sehingga kendaraan "partai" akan mengantarkan kita pada tujuan. Ini membutuhkan perjuangan yang berat, di mana kita harus mampu mengoptimalkan dan menyeimbangkan peran-peran itu menjadi harmoni. Kita sebagai akhwat diberikan anugerah oleh Allah berupa kelembutan dan kasih sayang yang lebih besar daripada yang diberikan kepada ikhwan. Anugerah ini merupakan modal dan potensi yang menguntungkan dalam merekrut masyarakat ke dalam lingkaran dawah kita, terutama untuk menunjang pemenangan dawah dalam pilkada.


Merekrut masyarakat harus dilandasi oleh kelembutan dan kasih sayang yang besar sehingga kita memiliki kepedulian terhadap permasalahan moral maupun materi. Dengan kepeduliannya kepada masyarakat, muslimah rela mengorbankan jiwa dan hartanya untuk menyelesaikan problema hidup masyarakat yang ada di lingkungannya. Pengorbanan jiwa bisa dilakukan dengan berlapang dada, mengalah, memaafkan kesalahan, menghormati, menghargai tetangga dan masyarakat di lingkungannya. Allah Swt berfirman, "Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu …" (QS Ali-Imran [3]: 159)


Pengorbanan dalam bentuk materi bisa berupa aksi-aksi sosial seperti memberi hadiah, bakti sosial, khitanan massal, santunan anak yatim, pengobatan gratis, pembagian sembako, santunan untuk fakir miskin dan janda, menggalang gerakan orangtua asuh untuk anak-anak fakir miskin, dan lain-lain.


Untuk melakukan aksi-aksi itu, para muslimah hendaknya pandai membina dan menjalin hubungan dengan para donatur, kerjasama dengan para sponsor, serta pandai menghimpun dan memberdayakan potensi masyarakat. Akhwat jangan sungkan untuk ikut aktif bersama ibu-ibu PKK, ibu-ibu majelis ta'lim, atau organisasi kewanitaan masyarakat lainnya.


Keteladanan akhwat muslimah dalam merekrut masyarakat sebagai massa dawah semakin sempurna ketika akhwat dapat memadukan hablum minallah dan hablum minannas. Dengan hablumminallah, akhwat mempunyai kekuatan ruhiyah yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi masyarakat yang kita ajak sebagai objek dawah. Dan hablum minannas akan memudahkan gerak akhwat untuk merekrut objek dawah sebanyak mungkin. Tidak sekadar untuk pilkada, tetapi masyarakat bisa kita ajak untuk menjadi bagian dari dawah ini. Allahu Akbar!!!


Semoga dengan keteladanan akhwat yang sempurna, Allah senantiasa memberikan kemudahan, keberkahan, hidayah, keridhaan, dan kesuksesan kepada kita. Amin … Wallahu a'lam bishawab


Yani Suryani

Penulis & Editor Lepas

Adzkanisa Editor Consultant

Layanan Konsultasi Penulisan & Pengeditan

Jln. Maleer Selatan No. 51/117 RT 06/03 Bandung 40275

Telp (022) 7318191 / 081572668660